Translate

Kamis, 14 Agustus 2014

Indonesia Tak Pernah Kekurangan Penemu Muda

 

Jakarta Di usia belia, beberapa pelajar asal Indonesia sudah mampu bicara di dunia internasional dengan karya-karya temuan mereka. Sejak puluhan tahun lalu, Indonesia memang tak pernah kekurangan penemu muda.

Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono mengatakan, LIPI sejak 40 tahun lalu sudah menggelar kompetisi bagi pelajar-pelajar berprestasi di Indonesia. Khusus untuk bidang inovasi, ada ratusan karya yang berhasil juara di luar negeri hingga kemudian akhirnya dilirik perusahaan besar.

"Kita mengharapkan banyak lagi dari anak-anak muda kita yang berinovasi. Tiap tahun kita mengadakan lomba setiap bulan September," kata Bogie saat berbincang dengan detikcom, Minggu (8/7/2012).

"Setiap tahun ada 600 peserta. Karya mereka harus applicable dan tentu saja original," sambungnya.

LIPI siap membantu proses pendanaan hingga penyempurnaan karya tersebut sebelum dilombakan di ajang internasional. Ke depannya, inovasi para pelajar itu bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak.

"Tiap tahun kita harapkan ada terus generasi seperti itu, pesan yang lebih penting lagi bagi anak-anak itu adalah pergi ke Bangkok dan jadi juara itu bukan tujuan kita tapi prosesnya kita untuk mendidik mereka agar selalu melakukan inovasi di mana pun mereka berada, baik di tempat kerja atau atau pendidikan mereka nanti," jelasnya.

Dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Bangkok, Thailand beberapa waktu lalu, ada enam pelajar Indonesia yang meraih penghargaan bidang inovasi. 

Dua karya yang berhasil meraih medali emas adalah Linus Nara Pradhana dari SMP Petra Surabaya dengan inovasi Water Coated Helmet serta Hermawan Maulana dan Zihrama Afdi dari SMA Negeri 3 Semarang dengan inovasi Carbonfil Application for Carbon Oxygen Separation in Smoking Room. 

Untuk perunggu, karya Edges Shoes milik Muhammad Luqman dan Fishal Fuad Rahman dari SMAN 2 Yogyakarta yang menjadi pemenangnya. Karya pelajar kelas enam SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Nadya Almass Lutfiahardha Arief juga mendapatkan medali perunggu dengan judul penemuan Braille Glass.

Karya siswa Indonesia juga meraih penghargaan Special Awards. Siswa yang meraihnya adalah Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dengan inovasi Mini Multi Commander serta Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori dan Risang Yogardi dari SMK Negeri 1 Tengaran dengan inovasi Jaritmatika Game.

(mad/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar